IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPREDIKSI WAKTU DAN BIAYA PENGERJAAN PROYEK KONSTRUKSI
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
Implementasi
Algoritma Genetika untuk Memprediksi Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek
Konstruksi
Kevin Krisnandi1, Halim Agung2
12Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi dan Desain,
Universitas Bunda Mulia, Jakarta
Jl. Lodan
Raya No 2, Jakarta 14430
e-mail : 2hagung@bundamulia.ac.id
ABSTRAK
Pada
beberapa proyek konstruksi yang dikerjakan oleh beberapa perusahaan memiliki
tahapan dalam pengerjaannya. Dalam pengerjaan proyek tentu akan mengalami
banyak kendala baik berasal dari internal atau dari eksternal. kendala yang
dihadapi adalah waktu dan biaya penyelesaiannya. Untuk menyelesaikan persoalan
tersebut maka dip erlukannya sebuah aplikasi yang dapat memprediksi penggunaan
biaya dan waktu sehingga proyek yang dikerjakan sesuai dengan harga dan waktu
yang telah disepakati. Algoritma yang digunakan untuk membangun aplikasi yang
dapat memprediksi waktu dan biaya pengerjaan proyek konstruksi adalah algoritma
genetika. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 98.72% keakuratannya
dalam memprediksi waktu dan biaya pengerjaan proyek konstruksi yang dimana
aplikasi ini dapat memberikan output berupa hasil prediksi waktu dan biaya
pengerjaan proyek konstruksi berdasarkan luas tanah yang di input dan pemilihan
kromosom. Kromosom yang dimaksud adalah salah satu pekerjaan dari masing -
masing proyek, yang memiliki luas tanah dengan selisih 5 angka dari luas tanah
yang di input. Hasil ini didapat dengan total pengujian sebanyak 25 kali pengujian.
Kata
kunci: Algoritma Genetika, Biaya, Konstruksi, Kromosom, Proyek, Waktu.
1. PENDAHULUAN
Perusahaan
Konstruksi memiliki tahapan – tahapan dalam pengerjaan suatu proyek konstruksi.
Dalam pengerjaan proyek tentu akan banyak kendala yang dihadapi. Kendala
tersebut dapat berasal dari internal atau dari dalam maupun dari eksternal atau
dari luar. Kendala - kendala ini menyebabkan waktu dan biaya dari suatu proyek
menjadi tidak sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati pada awal
perjanjian.
Maka dari
itu diperlukannya Aplikasi Prediksi Waktu dan Biaya Pengerjaan Proyek
Konstruksi agar perusahaan dapat memperkirakan waktu dan biaya yang diperlukan
sehingga proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Selain memprediksi
aplikasi ini juga dapat memberikan solusi kepada Mandor apabila terjadi kendala
dalam mengerjakan proyek konstruksi sehingga proyek dapat berjalan sesuai
dengan waktu yang telah diprediksikan. Untuk memperoleh hasil yang akurat
diperlukannya suatu Algoritma yang digunakan pada Aplikasi Prediksi Waktu dan
Biaya Pengerjaan Proyek Konstruksi, yaitu Algoritma Genetika yang membantu
perusahaan konstruksi melakukan prediksi waktu dan biaya yang diperlukan dalam
menyelesaikan sebuah proyek pembangunan.
Peneliti terdahulu membahas
mengenai sistem rekomendasi wisata kuliner [1] dan disimpulkan bahwa dalam
sistem rekomendasi wisata kuliner dengan menggunakan Algoritma Genetika, nilai fitness terbaik didapatkan dari metode crossover dengan satu titik potong dan
mutasi dengan pergeseran gen. Kombinasi metode crossover dan mutasi ini menghasilkan nilai fitness rata-rata sebesar 924. Kemudian dalam penelitian penerapan
Algoritma Genetika
[2] pada aplikasi Struktur Backpropagation Neural Network untuk Klasifikasi Kanker Payudara
yang menyimpulkan bahwa Metode Neural
Network yang parameternya dioptimalkan menggunakan algoritma genetika
terbukti mampu menghasilkan nilai rata-rata akurasi yang tinggi yaitu sebesar
97,00% untuk studi kasus deteksi kanker payudara. Sedangkan dalam penelitian
yang menerapkan algoritma genetika pada optimalisasi penempatan SVC untuk
memperbaiki profil tegangan [3] yang menyimpulkan bahwa injeksi daya reaktif
dari SVC menyebabkan penurunan rugi-rugi transmisi dari 148,551 MW dan 1207,757
MVAR menjadi 142,940 MW dan 1145,586 MVAR atau rugi-rugi daya aktif turun
sebesar 3,77% dan rugi-rugi daya reaktif turun sebesar 5,15%. Pemasangan SVC
juga dapat memperbaiki profil tegangan pada setiap bus pada batas-batas yang
ditentukan yaitu antara 0.95 pu dan 1.05 pu. Pada penelitian Usulan Perbaikan
Rute pendistribusian beras bersubsidi menggunakan algoritma genetika [4] yang
menyimpulkan bahwa terdapat bagian tur yang memiliki urutan rute dan waktu
penyelesaian yang sama dengan hasil penentuan tur penelitian sebelumnya. Hal
ini terjadi pada tur ke-55 (0-6-0) menggunakan algoritma nearest neigbour
sedangkan dalam operasi algoritma genetika terdapat pada tur nomor 22 dengan Pc
= 0.2 dan Pm= 0.07.
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
90 |
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
2. LANDASAN
TEORI
Algoritma Genetika (AG) [5]
adalah suatu algoritma pencarian yang berbasis pada mekanisme seleksi alam dan
genetika. Algoritma genetika merupakan salah satu algoritma yang sangat tepat
digunakan dalam menyelesaikan masalah optimasi kompleks, yang sulit dilakukan
oleh metode konvensional. Sifat algoritma genetika adalah mencari kemungkinan -
kemungkinan dari calon solusi untuk mendapatkan yang optimal bagi penyelesaian
masalah. Ruang cakupan dari semua solusi yang layak, yaitu obyek - obyek di antara
solusi yang sesuai, dinamakan ruang pencarian. Tiap titik dalam ruang pencarian
mempresentasikan suatu solusi yang layak. Tiap solusi yang layak dapat ditandai
dengan nilai fitness. Algoritma
genetika bergerak dari suatu populasi kromosom (bit string yang direpresentasikan sebagai calon solusi suatu
masalah) ke populasi baru dengan menggunakan 3 operator yaitu seleksi, crossover dan mutasi. Kromosom -
kromosom yang diseleksi menurut nilai fitness
masing - masing. Kromosom yang kuat mempunyai kemungkinan tinggi untuk bertahan
hidup pada generasi berikutnya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi
kromosom lemah untuk tetap bertahan hidup. Proses seleksi tersebut kemudian
ditentukan oleh kromosom
-
kromosom
baru (offspring) melalui proses crossover dan mutasi dari kromosom yang
terpilih (parents). Dari dua proses tersebut di atas maka terbentuk suatu
generasi baru yang akan diulangi terus-menerus hingga mencapai suatu
konvergensi, yaitu sebanyak generasi yang diinginkan [5].
3.2
Struktur Umum Algoritma Genetika
Algoritma genetika secara umum dapat diilustrasikan
dalam diagram alir berikut ini:
Gambar 1 Diagram
Alir Algoritma Genetika
Algoritma
genetika [5] memberikan suatu pilihan bagi penentuan nilai parameter dengan
meniru cara reproduksi genetika, pembentukan kromosom baru serta seleksi alami
seperti yang terjadi pada makhluk hidup. Variabel dan parameter yang digunakan
pada algoritma genetika adalah (a) Fungsi fitness
(fungsi tujuan) yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk menentukan
tingkat kesesuaian individu tersebut dengan kriteria yang ingin dicapai, (b)
Populasi jumlah individu yang dilibatkan pada setiap generasi, (c) Probabilitas
terjadinya persilangan (crossover)
pada suatu generasi, (d) Probabilitas terjadinya mutasi pada setiap individu,
(e) Jumlah generasi yang akan dibentuk yang menentukan lama penerapan AG.
3.3
Pengkodean
Pengkodean
adalah suatu teknik untuk menyatakan populasi awal sebagai calon solusi suatu
masalah ke dalam suatu kromosom [6] sebagai suatu kunci pokok persoalan ketika
menggunakan algoritma genetika. Berdasarkan jenis simbol yang digunakan sebagai
nilai suatu gen, metode pengkodean dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
pengkodean biner, bilangan riil, bilangan bulat dan struktur data.
3.4
Operator Genetika
Operator genetika digunakan
setelah proses evaluasi tahap pertama untuk membentuk suatu populasi baru dari
generasi sekarang. Operator - operator tersebut adalah operator seleksi, crossover dan mutasi [5]. Seleksi
bertujuan memberikan kesempatan reproduksi yang lebih besar bagi anggota
populasi yang paling fit. Langkah pertama dalam seleksi ini adalah pencarian
nilai fitness. Masing-masing individu
dalam suatu wadah seleksi akan menerima probabilitas reproduksi yang tergantung
pada nilai objektif dirinya sendiri terhadap nilai objektif dari semua individu
dalam wadah seleksi tersebut. Nilai fitness
inilah yang nantinya akan digunakan pada tahap - tahap seleksi berikutnya
[7]. Ada beberapa metode bagaimana memilih kromosom yang
sering digunakan antara lain adalah seleksi roda rolet (roulette wheel
selection), seleksi rangking (rank selection), dan seleksi turnamen (tournament
selection) [5].
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
91 |
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
Crossover
bertujuan menambah keanekaragaman string dalam satu
populasi dengan penyilangan antar string yang diperoleh dari reproduksi sebelumnya. Operator mutasi merupakan
operasi yang menyangkut satu kromosom tertentu. Beberapa cara operasi mutasi
diterapkan dalam algoritma genetika menurut jenis pengkodean terhadap phenotype, antara lain mutasi dalam
pengkodean biner, pengkodean permutasi, pengkodean nilai, dan pengkodean pohon.
3. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1
Analisis Kebutuhan Fungsional
Berdasarkan
permasalahan yang terjadi, dibutuhkan aplikasi prediksi waktu dan biaya
pengerjaan proyek konstruksi menggunakan Algoritma Genetika. Aplikasi prediksi,
melakukan prediksi berdasarkan data – data dan SOP riil dari perusahaan
konstruksi. Data - data yang digunakan mulai dari pembuatan RAB (Rencana
Anggaran Biaya) sampai proses pengerjaan pembangunan. Hasil pembuatan RAB
sampai proses pembangunan yang diambil dari data asli perusahaan konstruksi,
yang kemudian akan dianalisa sehingga dapat menghasilkan prediksi biaya dan waktu
yang diperlukan untuk proyek pembangunan selanjutnya.
3.2
Tahapan Algoritma Genetika
Gambar 2 Flowchart Algoritma Genetika (seleksi)
Untuk
melakukan prediksi user akan mengisi
luas tanah yang mau diprediksi kemudian setelah memilih proyek user akan memilih 5 RAB yang akan
dijadikan sebagai kromosom untuk diseleksi. Aplikasi akan menentukan nilai fitness kromosom dengan cara
menjumlahkan total harga dan total waktu pengerjaan kemudian dibagi 2. Kemudian aplikasi akan melakukan perhitungan
total fitness, fitness relatif dan fitness
kumulatif. Aplikasi akan membangkitkan 5 buah bilangan acak dengan angka antara
0 sampai 1. Aplikasi akan membandingkan antara bilangan acak dengan nilai fitness kumulatif yang akan menghasilkan
kromosom baru dari hasil seleksi.
Gambar 3 Flowchart Algoritma Genetika (crossover)
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
92 |
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
Kromosom hasil seleksi akan
dilakukan crossover. Menentukan peluang
crossover, misalkan Pc = 0.40, yang
berarti 40% dari kromosom akan mengalami crossover.
Aplikasi akan membangkitkan 5 buah bilangan acak. Kemudian 2 buah kromosom
dengan bilangan acak kurang dari nilai peluang crossover akan mengalami crossover.
Melakukan crossover dari 2 kromosom
induk sehingga menghasilkan keturunan baru.
3.3 Flowchart System
Gambar 4 Flowchart Aplikasi Prediksi
Gambar di atas adalah flowchart
sistem aplikasi prediksi. Terdapat beberapa tahap dalam melakukan prediksi,
yaitu untuk melakukan prediksi user
akan mengisi luas tanah yang mau diseleksi. Setelah memilih proyek user akan memilih 5 RAB yang akan
dijadikan sebagai kromosom untuk diseleksi. Aplikasi akan menentukan nilai fitness kromosom dengan cara menjumlahkan
total harga dan total waktu pengerjaan kemudian dibagi 2. Kemudian aplikasi
akan melakukan perhitungan total fitness,
fitness relatif dan fitness kumulatif. Aplikasi akan
membangkitkan 5 buah bilangan acak dengan angka antara 0 sampai 1. Aplikasi
akan membandingkan antara bilangan acak dengan nilai fitness kumulatif yang akan menghasilkan kromosom baru dari hasil
seleksi. Kromosom hasil seleksi akan dilakukan crossover. Menentukan peluang
crossover, misalkan Pc = 0.40, yang berarti 40% dari kromosom akan
mengalami crossover. Aplikasi akan
membangkitkan 5 buah bilangan acak. Kemudian 2 buah kromosom dengan bilangan
acak kurang dari nilai peluang crossover akan mengalami crossover. Melakukan crossover dari 2 kromosom induk sehingga
menghasilkan keturunan baru.
3.4 Data Flow Diagram
External
entity yang
terlibat dalam program adalah: Project
Manager, Konsultan, User, Mandor
dan Purchasing. Project Manager memberikan
input dan menerima output data
proyek. Konsultan memberikan input dan
menerima output data pekerjaan, data
solusi dan data masalah. User memberikan input dan menerima output data prediksi. Mandor
memberikan input dan menerima output data pekerjaan, data solusi dan data
masalah. Purchasing memberikan input dan menerima output data PO.
Gambar 5 Diagram konteks Aplikasi Prediksi
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
93 |
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
Pada diagram konteks menjelaskan
bahwa Project Manager mengisi data proyek pada aplikasi prediksi. Purchasing
membuat PO berdasarkan data proyek yang diisi Project Manager yang diterima.
Konsultan akan mengisi pekerjaan berdasarkan data proyek yang diterima. Data
rincian pekerjaan yang diberikan oleh konsultan akan diterima oleh Mandor.
Mandor akan mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh konsultan dan akan
memasukkan data waktu penyelesaian pekerjaan. Apabila Mandor mengalami masalah
dan masalah tersebut belum ada di dalam daftar masalah maka Mandor akan mengisi
masalah baru yang dialami di aplikasi prediksi. Masalah baru yang diisi oleh
Mandor akan di terima oleh Konsultan dan Konsultan akan memberikan solusi dari
masalah baru tersebut kepada Mandor melalui aplikasi prediksi. Konsultan akan
mengisi solusi baru untuk masalah baru yang dialami oleh Mandor di aplikasi
prediksi. Aplikasi prediksi akan memberikan solusi dari masalah baru yang
dialami oleh Mandor. Untuk melakukan prediksi User harus mengisi data proyek terlebih dahulu terlebih dahulu
melalui aplikasi prediksi. Aplikasi prediksi akan memberikan hasil prediksi
berdasarkan isian yang diisi oleh User.
3.5
Implementasi Algoritma Genetika
Proses yang pertama terjadi dalam
algoritma genetika adalah proses seleksi. Proses seleksi akan dilakukan dengan
cara seleksi pada RAB. Seleksi yang dilakukan menggunakan Roda Rolet dengan
cara pertama kali untuk melakukan prediksi user
akan memilih proyek yang akan diprediksi. Setelah memilih proyek user akan memilih 5 RAB yang akan
dijadikan sebagai kromosom untuk diseleksi. Aplikasi akan menentukan nilai fitness kromosom dengan cara
menjumlahkan total harga dan total waktu pengerjaan kemudian dibagi 2.
Menentukan nilai fitness dari masing
- masing kromosom dan cari total nilai fitness.
Kemudian hitung fitness relatif tiap
individu. Setelah itu hitung juga fitness
kumulatifnya. Aplikasi akan membangkitkan 5 buah bilangan acak dengan angka
antara 0 sampai 1. Aplikasi akan
membandingkan antara bilangan acak dengan nilai fitness kumulatif yang akan menghasilkan kromosom baru dari hasil
seleksi. Kromosom hasil seleksi akan dilakukan crossover. Menentukan peluang crossover,
misalkan Pc = 0.25, yang berarti 25% dari kromosom akan mengalami crossover. Aplikasi akan membangkitkan 5
buah bilangan acak dengan angka antara 0 sampai 1. Kemudian 2 buah kromosom
dengan bilangan acak kurang dari nilai peluang crossover akan mengalami
crossover. Melakukan crossover dari
2 kromosom induk sehingga menghasilkan keturunan baru. Berikut contoh proses seleksi:
Tabel 1 Tabel Seleksi Roda Rolet
Kro |
|
|
Tot |
|
|
|
|
RAB |
Total |
al |
Nilai |
|
|
||
moso |
Pk |
Qk |
|||||
Proyek |
Harga |
Har |
Fitness |
||||
m |
|
|
|||||
|
|
i |
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Rumah |
|
|
|
|
|
|
|
Tipe |
Rp |
|
|
|
|
|
|
LB 21 |
|
7446503 |
0.1476 |
0.1476 |
||
1 |
148.930.0 |
61 |
|||||
LT 60 |
0.5 |
38 |
38 |
||||
|
00,- |
|
|||||
|
(1 |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Lantai) |
|
|
|
|
|
|
|
Rumah |
|
|
|
|
|
|
|
Tipe |
Rp |
|
|
|
|
|
|
LB 36 |
|
9546503 |
0.1892 |
0.3369 |
||
2 |
190.930.0 |
76 |
|||||
LT 60 |
8 |
73 |
11 |
||||
|
00,- |
|
|||||
|
(1 |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Lantai) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rumah |
|
|
|
|
|
|
|
Tipe |
Rp |
|
|
|
|
|
|
LB 36 |
|
1033430 |
0.2048 |
0.5418 |
||
3 |
206.686.0 |
76 |
|||||
LT 72 |
38 |
93 |
04 |
||||
|
00,- |
|
|||||
|
(1 |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Lantai) |
|
|
|
|
|
|
|
Rumah |
|
|
|
|
|
|
|
Tipe |
Rp |
|
|
|
|
|
|
LB 36 |
|
1151600 |
0.2283 |
0.7701 |
||
4 |
230.320.0 |
76 |
|||||
LT 90 |
38 |
22 |
26 |
||||
|
00,- |
|
|||||
|
(1 |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Lantai) |
|
|
|
|
|
|
|
Rumah |
|
|
|
|
|
|
|
Tipe |
Rp |
|
|
|
|
|
|
LB 45 |
|
1159430 |
0.2298 |
|
||
5 |
231.886.0 |
88 |
1 |
||||
LT 72 |
44 |
74 |
|||||
|
00,- |
|
|
||||
|
(1 |
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
|
Lantai) |
|
|
|
|
|
Tabel di atas merupakan contoh
tabel seleksi roda rolet. Setelah itu program akan menampilkan 5 buah angka
acak antara 0 sampai 1, yaitu 0.640253, 0.634315, 0.482832, 0.300318 dan
0.196075. Setelah itu program akan membandingkan angka acak dengan Qk kromosom
sehingga menghasilkan tabel hasil seleksi yang dapat dilihat pada tabel 2.
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
94 |
|
P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332 |
||||
|
|
Tabel 2 Tabel Hasil Seleksi |
|
|
|
|
Kromosom |
RAB Proyek |
Nilai Fitness |
Asal |
|
|
1’ |
Rumah
Tipe LB 36 LT 72 (1 Lantai) |
103343038 |
3 |
|
|
2’ |
Rumah
Tipe LB 36 LT 72 (1 Lantai) |
103343038 |
3 |
|
|
3’ |
Rumah
Tipe LB 36 LT 72 (1 Lantai) |
103343038 |
3 |
|
|
4’ |
Rumah
Tipe LB 36 LT 60 (1 Lantai) |
95465038 |
2 |
|
|
5’ |
Rumah
Tipe LB 21 LT 60 (1 Lantai) |
74465030.5 |
1 |
|
Lalu
menentukan peluang crossover yaitu Pc
= 0.25, yang berarti sebesar 25% dari jumlah kromosom akan mengalami crossover. Kemudian program akan
menampilkan angka acak lagi dari angka 0 sampai 1, yang akan digunakan dalam
proses crossover yaitu 0.129652,
0.170123, 0.279195, 0.835208 dan 0.408309. Program akan mencari angka acak yang
lebih kecil dari nilai peluang crossover
dari masing - masing kromosom. 2 kromosom dengan angka acak lebih kecil dari
peluang crossover itu lah yang akan
mengalami crossover. Dari angka acak
diatas didapatkan kromosom yang akan mengalami crossover adalah kromosom nomor 1 dan 2. Tabel kromosom yang berhak
mengalami crossover dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Tabel Kromosom yang mengalami Crossover
Kromosom |
RAB Proyek |
Nilai Fitness |
1’’ |
Rumah Tipe LB 36 LT 72 (1
Lantai) |
103343038 |
|
|
|
2’’ |
Rumah Tipe LB 36 LT 72 (1
Lantai) |
103343038 |
|
|
Setelah diperoleh kromosom yang berhak mengalami crossover, selanjutnya program akan
melakukan crossover pada 2 kromosom
tersebut. Tabel hasil crossover dapat
dilihat pada Tabel 4.
|
|
|
|
|
Tabel 4 Tabel Hasil Crossover |
|
|
|
|||
|
Rumah
Tipe LB 36 LT 72 (1 |
Rumah Tipe LB 36 LT 72 (1 |
Kromosom Keturunan (Hasil |
||||||||
|
|
Lantai) |
|
|
Lantai) |
|
|||||
No. |
|
|
|
|
Crossover) |
|
|||||
(Kromosom Induk 1) |
|
(Kromosom Induk 2) |
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|||||||
|
Nama |
|
Harga |
Hari |
Nama |
|
Harga |
Hari |
Nama |
Harga |
Hari |
1 |
Pengukuran |
|
72.000 |
1 |
Pengukuran |
|
72.000 |
1 |
Pengukuran |
72.000 |
1 |
Ulang Tanah |
|
Ulang Tanah |
|
Ulang Tanah |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
2 |
Legalisasi |
|
288.000 |
2 |
Legalisasi |
|
288.000 |
2 |
Legalisasi |
288.000 |
2 |
Site Plan |
|
Site Plan |
|
Site Plan |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
3 |
Pekerjaan |
|
144.000 |
2 |
Pekerjaan |
|
144.000 |
2 |
Pekerjaan |
144.000 |
2 |
Persiapan |
|
Persiapan |
|
Persiapan |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
4 |
Pembersihan |
|
144.000 |
2 |
Pembersihan |
|
144.000 |
2 |
Pembersihan |
144.000 |
2 |
Lahan |
|
Lahan |
|
Lahan |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
5 |
Pembersihan |
|
288.000 |
2 |
Pembersihan |
|
288.000 |
2 |
Pembersihan |
288.000 |
2 |
Akhir Lokasi |
|
Akhir Lokasi |
|
Akhir Lokasi |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
Instalasi |
|
|
|
Instalasi |
|
|
|
Instalasi |
|
|
6 |
Jaringan Air |
|
3.000.000 |
2 |
Jaringan Air |
|
3.000.000 |
2 |
Jaringan Air |
3.000.000 |
2 |
|
Bersih |
|
|
|
Bersih |
|
|
|
Bersih |
|
|
|
Instalasi |
|
|
|
Instalasi |
|
|
|
Instalasi |
|
|
7 |
Jaringan |
|
3.200.000 |
4 |
Jaringan |
|
3.200.000 |
4 |
Jaringan |
3.200.000 |
4 |
|
Listrik |
|
|
|
Listrik |
|
|
|
Listrik |
|
|
8 |
Pohon |
|
150.000 |
1 |
Pohon |
|
150.000 |
1 |
Pohon |
150.000 |
1 |
Peneduh |
|
Peneduh |
|
Peneduh |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
Tipe Rumah |
|
100.800. |
|
Tipe Rumah |
|
100.800. |
|
Tipe Rumah |
100.800. |
|
9 |
LB 36 (1 |
|
38 |
LB 36 (1 |
|
38 |
LB 36 (1 |
38 |
|||
|
000 |
|
000 |
000 |
|||||||
|
Lantai) |
|
|
Lantai) |
|
|
Lantai) |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
10 |
Nilai Tanah |
|
93.600. |
1 |
Nilai Tanah |
|
93.600. |
1 |
Nilai Tanah |
93.600. |
1 |
|
000 |
|
000 |
000 |
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
11 |
Pengurusan |
|
5.000.000 |
21 |
Pengurusan |
|
5.000. |
21 |
Pengurusan |
5.000.000 |
21 |
IMB Unit |
|
IMB Unit |
|
000 |
IMB Unit |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
95 |
JURNAL ILMIAH FIFO P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332
Setelah berhasil melakukan crossover, maka akan diperoleh hasil prediksi yang dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5
Tabel Hasil Prediksi
Nama Proyek Yang Diprediksi |
Prediksi
Total Biaya Pengerjaan |
Prediksi Total Waktu Pengerjaan |
Rumah Tipe
LB 120 LT 220 (2 Lantai) |
Rp
206.686.000,- |
76 Hari |
|
|
|
Tabel 5 merupakan tabel hasil
prediksi yang telah dilakukan dengan menggunakan proses seleksi dan crossover algoritma genetika.
3.6
Pengujian Keberhasilan Metode
Pengujian
dilakukan dengan melakukan pengujian langsung pada aplikasi prediksi waktu dan
biaya dengan menggunakan data proyek dummy atau proyek yang pernah dikerjakan
oleh perusahaan. Kolom No. berisi nomor untuk setiap baris pada tabel
pengujian. Kolom Jenis Bangunan berisi jenis bangunan yang dilakukan pengujian.
Kolom Ukuran berisi ukuran dari bangunan yang diprediksi. Kolom Ukuran berisi
dua sub kolom yaitu: sub kolom Luas Tanah (M2) dan Luas Bangunan (M2).
Pada sub
kolom luas tanah berisi luas tanah dari bangunan yang akan diprediksi (dalam
satuan meter persegi) sedangkan kolom luas bangunan merupakan luas dari
bangunan yang akan di prediksi (dalam satuan meter persegi). Kolom Hasil Proyek
berisi hasil pengerjaan proyek konstruksi dari awal sampai proyek selesai
dikerjakan. Kolom Hasil Proyek memiliki dua sub kolom yaitu: sub kolom Waktu
(Hari) dan Biaya (Rp.). Pada sub kolom waktu berisi jumlah waktu yang
diperlukan dalam pengerjaan proyek pembangunan dari awal proyek sampai selesai
(dalam hari). Sedangkan sub kolom biaya berisi biaya yang diperlukan dalam
pengerjaan proyek dari awal proyek sampai selesai (dalam rupiah).
Kolom Hasil Program berisi hasil
prediksi yang dikeluarkan oleh program berdasarkan kuesioner yang telah diisi.
Kolom Hasil Program memiliki dua sub kolom yaitu: sub kolom Waktu dan Biaya.
Pada sub kolom waktu berisi jumlah waktu dari hasil prediksi aplikasi (dalam
hari). Sedangkan sub kolom biaya berisi biaya hasil prediksi aplikasi (dalam
rupiah). Kolom Persentase berisi jumlah persentase persamaan antara kolom hasil
proyek dengan kolom hasil program. Baris Rata - rata merupakan rata - rata dari
hasil persentase, Jumlah iterasi atau pengulangan yang dilakukan sebanyak 20
kali. Tabel pengujian dibawah ini merupakan salah satu dari 20 pengulangan yang
dilakukan dengan persentase keakuratan terbesar yaitu 98.72%.
Tabel 6 Tabel Pengujian Algoritma Genetika
|
|
|
Ukuran |
Hasil Proyek |
Hasil Program |
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persentase |
|
|
No. |
Jenis Bangunan |
Luas
Tanah |
Luas
Bangunan |
Waktu |
Biaya |
Waktu |
Biaya |
|
|
|
(%) |
|
||||||||
|
2 |
2 |
|
|||||||
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
(M ) |
(M ) |
(Hari) |
(Rp.) |
(Hari) |
(Rp.) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Rumah 1
Lantai |
60 |
36 |
76 Hari |
Rp 190.930.000,- |
76 Hari |
Rp 190.930.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Rumah 1
Lantai |
60 |
21 |
61 Hari |
Rp 148.930.000,- |
61 Hari |
Rp 148.930.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Rumah 1
Lantai |
72 |
36 |
76 Hari |
Rp 206.686.000,- |
76 Hari |
Rp 222.274.000,- |
96 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Rumah 1
Lantai |
72 |
45 |
88 Hari |
Rp 231.886.000,- |
88 Hari |
Rp 231.886.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Rumah 1
Lantai |
72 |
58 |
102 Hari |
Rp 268.286.000,- |
102 Hari |
Rp 252.614.000,- |
97 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Rumah 1
Lantai |
84 |
60 |
104 Hari |
Rp 289.642.000,- |
104 Hari |
Rp 297.478.000,- |
98 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Rumah 1
Lantai |
90 |
36 |
76 Hari |
Rp 230.320.000,- |
76 Hari |
Rp 222.484.000,- |
98 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
Rumah 1
Lantai |
96 |
60 |
104 Hari |
Rp 305.398.000,- |
104 Hari |
Rp 315.874.000,- |
98 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
Rumah 1
Lantai |
96 |
45 |
88 Hari |
Rp 263.398.000,- |
88 Hari |
Rp 263.398.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
Rumah 1
Lantai |
100 |
60 |
104 Hari |
Rp 310.650.000,- |
104 Hari |
Rp 305.454.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11 |
Rumah 1
Lantai |
104 |
54 |
98 Hari |
Rp 299.102.000,- |
98 Hari |
Rp 303.020.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12 |
Rumah 1
Lantai |
104 |
60 |
104 Hari |
Rp 315.902.000,- |
104 Hari |
Rp 319.820.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13 |
Rumah 3
Lantai |
105 |
210 |
268 Hari |
Rp 737.215.000,- |
268 Hari |
Rp 730.685.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14 |
Rumah 2
Lantai |
105 |
140 |
191 Hari |
Rp 541.215.000,- |
191 Hari |
Rp 541.215.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15 |
Rumah 2
Lantai |
107 |
92 |
139 Hari |
Rp 409.441.000,- |
139 Hari |
Rp 409.441.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16 |
Rumah 2
Lantai |
107 |
89 |
136 Hari |
Rp 401.041.000,- |
136 Hari |
Rp 401.041.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17 |
Rumah 2
Lantai |
107 |
84 |
130 Hari |
Rp 387.041.000,- |
130 Hari |
Rp 387.041.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18 |
Rumah 2
Lantai |
107 |
106 |
154 Hari |
Rp 448.641.000,- |
154 Hari |
Rp 448.641.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
19 |
Rumah 1
Lantai |
120 |
70 |
115 Hari |
Rp 364.910.000,- |
115 Hari |
Rp 377.970.000,- |
98 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20 |
Rumah 2
Lantai |
130 |
90 |
137 Hari |
Rp 434.040.000,- |
137 Hari |
Rp 420.980.000,- |
98 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21 |
Rumah 2
Lantai |
135 |
180 |
235 Hari |
Rp 692.605.000,- |
235 Hari |
Rp 686.075.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22 |
Rumah 3
Lantai |
140 |
270 |
334 Hari |
Rp 951.170.000,- |
334 Hari |
Rp 944.640.000,- |
99 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23 |
Rumah 3
Lantai |
140 |
210 |
268 Hari |
Rp 783.170.000,- |
268 Hari |
Rp 783.170.000,- |
100 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24 |
Rumah 2
Lantai |
180 |
180 |
235 Hari |
Rp 751.690.000,- |
235 Hari |
Rp 699.450.000,- |
96 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Volume IX/No.2/November/2017 |
|
|
|
|
|
96 |
|
|
|
P-ISSN 2085-4315 / E-ISSN 2502-8332 |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25 |
Rumah 2
Lantai |
|
220 |
120 |
170 Hari |
Rp
636.210.000,- |
170 Hari |
Rp 583.970.000,- |
95 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata - rata |
98.72% |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan pengujian yang
dilakukan pada tabel 4.6 di atas didapatkan kesimpulan bahwa algoritma genetika
dapat diterapkan pada aplikasi prediksi waktu dan biaya proyek konstruksi
dengan persentase keakuratan sebesar 98.72%.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan percobaan, di
simpulkan penelitian ini yaitu:
1.
Aplikasi
ini dapat memberikan output berupa hasil prediksi waktu dan biaya pengerjaan
proyek konstruksi berdasarkan luas tanah yang di input dan pemilihan kromosom.
Kromosom yang dimaksud adalah salah satu pekerjaan dari masing - masing proyek,
yang memiliki luas tanah dengan selisih 5 angka dari luas tanah yang di input.
2.
Algoritma
Genetika dapat diimplementasi pada sistem. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil
output berupa hasil prediksi biaya dan waktu pengerjaan proyek menggunakan
Algoritma Genetika dengan persentase keakuratan sebesar 98.72%.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Widodo,
A. W. dan W. F. Mahmudy. 2010, Penerapan Algoritma Genetika Pada Sistem
Rekomendasi Wisata Kuliner, Jurnal Ilmiah KRUSOR, Vol.5. No.4.
[2]
Zamani,
A. M., B. Amaliah dan A. Munif. 2012, Implementasi Algoritma Genetika pada
Struktur Backpropagation Neural Network untuk Klasifikasi Kanker Payudara,
Jurnal Teknik ITS, Vol.1.
[3]
Anwar,
S., H. Suyono dan H. Soekotjo D. 2012, Optimalisasi Penempatan SVC untuk
Memperbaiki Profil Tegangan dengan Menggunakan Algoritma Genetika, Jurnal
Elektro ELTEK, Vol.3. No.1.
[4]
Yoza, H.,
S. Susanty dan A. Imran. 2013, Usulan Perbaikan Rute Pendistribusian Beras
Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika, Jurnal Online Institut Teknologi
Nasional, Vol.1. No.2.
[5]
Desiani,
Anita dan M. Arhami, 2006. Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: ANDI.
[6]
Gen, M.,
dan R. Cheng, 2000. Genetic Algorithm and Engineering Optimization, John Wiley
and Sons, Inc., New York.
[7]
Kusumadewi,
S, 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta: Graha
Ilmu.
|
|
Volume
IX/No.2/November/2017 |
97 |
Comments
Post a Comment